Bank Indonesia (BI) memperingatkan 5 tantangan yang harus dihadapi perekonomian Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini diungkapkan Gubernur BI Perry Warjiyo saat menghadiri acara Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). Dalam kesempatan tersebut para ekonom yang tergabung dalam ISEI diminta untuk turut mengikuti perkembangan kelima tantangan yang dimaksud. Pertama, siklus perekonomian dan keuangan yang begitu cepat, sehingga memunculkan risiko serta ketidakpastian.
"Pertama, adalah perubahan siklus ekonomi dan keuangan yang begitu cepat dan berisiko. Kita sudah lihat dari berbagai krisis, ke depan siklus ekonomi semakin sering terjadi," ungkap Perry dikutip dalam siaran YouTube ISEI, Minggu (17/9/2023). "Tapi apakah 2 atau 3 tahun akan risiko itu akan meletupkan suatu risiko krisis," sambungnya. Kedua, meningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan Amerika Serikat serta bergesernya sumber pertumbuhan ekonomi dunia.
KemenPPPA: Peraturan Turunan UU TPKS Ditargetkan Selesai Juni 2023 Revisi UU ITE Harus Mampu Perkuat Perlindungan terhadap Setiap Warga Negara Survei Terbaru Capres Cawapres, Elektabilitas Anies Mampu Lampaui Ganjar di 5 Lembaga, Prabowo?
Perludem Minta Revisi UU MK Dihentikan Arsjad Rasjid Lepas Ribuan Relawan Ganjar Mahfud Peserta Jalan Sehat Mubeng Beteng di Alkid Jogja Kebohongan Pelaku Carok Maut di Madura, Hasan Busri Jebak Adik Lawan Pendekar Paling Ditakuti Halaman all
"Kedua, tantangannya kita akan melihat semakin kuatnya fragmentasi dan multipolar sumber pertumbuhan ekonomi, dari awalnya Eropa AS, kemudian pindah ke China, kemudian India dan di dalamnya ada Indonesia," papar Perry. Tantangan ketiga, perubahan demografi penduduk secara global. Menurut Perry, demografi berpengaruh terhadap sumber pertumbuhan ekonomi, dan pengaruhnya ke dunia keuangan. Keempat, pesatnya perkembangan digitalisasi yang menyasar berbagai sektor ekonomi dan keuangan salah satunya sistem pembayaran, perlu didukung dengan inovasi yang memudahkan arus tranksaksi dalam perekonomian.
Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran melakukan transformasi dalam menciptakan jasa sistem pembayaran yang kredibel dan berbasis teknologi terkini seperti inovasi Fast Payment. Dan tantangan kelima atau terakhir, terkait perubahan iklim. "Sebagaimana tertuang dalam Paris Agreement, Indonesia berkomitmen untuk mereduksi emisi karbon sehingga dibutuhkan program transisi yang mampu turut menggerakkan faktor demografi mewujudkan ekonomi dan keuangan yang berkelanjutan," pungkas Perry.