Untuk memberikan kenyamanan di perjalanan saat berkendara, setiap kendaraan roda empat dilengkapi dengan per dan shock breaker pada kaki kakinya. Per dan shockbreaker memiliki fungsi yang saling mendukung. "Mobil itu didukung per dan shocbreaker. Fungsi per untuk menahan guncangan guncangan yang terjadi pada jalan bergelombang, sementara shock breaker berfungsi menopang kinerja per," ungkap Wilfried Eibach, Chairman of Eibach Group, perusahaan produsen per dan suspensi mobil dari Jerman dalam diskusi dengan media di Jakarta, Senin, 11 Desember 2023.
Dia menjelaskan, per pada mobil yang diproduksi oleh pabrikan kendaraan didesain untuk pemakaian normal dengan biaya produksi yang efisien Maka itu per yang diproduksi dan dipasang di mobil yang dipasarkan oleh produsen kendaraan bersifat general alias untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam skala luas alias tidak customized. Dia menjelaskan, pada per bawaan pabrik, ketika mobil dipacu dalam kecepatan 80 km/jam, roda belakang mobil akan terasa mengangkang saat mobil dibawa berpindah jalur. Gravitasi mobil menjadi turun antara 8 sampai 10 cm.
SAH TURUN! Daftar Lengkap Harga BBM Seluruh Indonesia Senin 22 Januari 2024, Cek Pertalite Pertamax SAH TURUN! Daftar Lengkap Harga BBM Seluruh Indonesia Minggu 21 Januari 2024, Cek Pertalite Pertamax Kenali Fungsi Per dan Shockbreaker pada Mobil, Begini Penjelasan Pabrikan Jerman, Eibach
SAH TURUN! Daftar Lengkap Harga BBM Seluruh Indonesia Selasa 23 Januari 2024, Cek Pertalite Pertamax Cot Girek yang Dulu Punya Pabrik Gula Terbesar, Kini Disiapkan Jadi Pusat Agropolitan di Aceh Utara Jabatan 114 Perwira Tinggi TNI Dimutasi dan Dirotasi Panglima, Pangkoarmada dan Danpuspom Diganti
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 88 89 Kurikulum Merdeka: Teks Negosiasi Halaman all Dia menjelaskan, pada mobil dengan per yang masih standar bawaan pabrik, mobil akan mengayun 2 kali ketika melawati polisi tidur. Hal itu membuat penumpang dan pengemudi kurang nyaman. Melihat kelemahan tersebut, Eibach kemudian merancang per yang lebih mumpuni untuk meredam guncangan pada kendaraan saat berpindah lajur.
"Itu alasan mengapa kita harus ganti per (bawaan pabrik)," ungkapnya. Wilfried Eibach menambahkan, selama ini perusahaannya bisa mengkustomisasi desain per berikut tingkat keempukan dan kekerannya saat dipasang di kaki kaki mobil. Karena itu, pihaknya kini mengembangkan per untuk mobil mobil yang bersifat volume maker (laris terjual di pasar Indonesia) dan disesuaikan dengan kebutuhan market lokal.
Dia menyebutkan, ada enam model per yang didesain untuk enam model kendaraan terpopuler di Indonesia seperti Pajero Sport, Fortuner hingga mobil sejuta umat, Toyota Avanza. Proses manufaktur per dan shock breaker Eibach selama ini dilakukan di China. "Jika mobil tersebut volume produksnya tinggi kita bisa minta pabrik Eibach di China untuk membuat drawing produk per yang akan diproduksi untuk kebutuhan market lokal," ujarnya.
"Mereka butuh waktu 1 minggu untuk bikin drawing nya, kemudin perlu 3 mimggu untuk tes sample nya ke kendaraan," sebutnya. Per yang desainnya dikustomisasi untuk market Indonesia itu kemudian dites pemakaiannya di Indonesia, yang tipe dan karakter kendaraan dan karakter pemakaiannya berbeda dari di Chia. "Saat pengetesan, kita cek jika kurang firm untuk roda depan atau kurang turun untuk roda belakang. Lalu dilakukan revisi sampel pernya sebelum kemudian diproduksi prototipenya," jelasnya.
Kembangkan Per untuk Zenix Dia mengatakan, saat ini banyak produk per Eibach yang sedang di develop untuk mobil mobil yang diproduksi di Indonesia seperti Toyota Zenix dan Avanza terbaru serta Toyota Raize. Untuk di luar model yang disebut di atas pihaknya juga men develop per untuk mobil listrik seperti Hyundai Ioniq 5.
"Untuk mobil ini kita juga sudah develop karena dari pihak Hyundai Korea sudah ada permintaan untuk kebutuhan SKU mereka. Untuk kebutuhan pasar di Indonesia, total ada 6 model kendaraan yang kebutuhan parts suspensinya sedang kita develop," sebutnya. Dia mencontohkan, untuk kebutuhan mobil BMW per nya dinaikkan untuk memberikan kenyaman lebih baik. Dia mengatakan, para user mobil BMW mengaku rata rata mobil BMW suspensinya 2 cm lebih rendah. "Dengan penggantian per menggunakan per kita kenyamanannya mereka sebutkan jadi lebih baik, tidak keras seperti bawaan pabrik," ungkapnya.
Para pemilik mobil yang kendaraannya larinya limbung saat kecepatan tinggi biasanya mula mempertimbangkan ganti pernya. Kita meproduksi per aftermatket dengan mengacu pada per standar bawaan pabrikan. Benjamin Keogh, CEO Asia Pacific Eibach Group menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan suspensi yang benar benar sesuai karakter konsumen otomotif Indonesia pihaknya menggandeng mitra lokal termasuk menyerap berbagai masukan dari distributor.
Yudhi Budhitresno, Direktur Utama Mega Arvia, perusahaan distributor per dan shock breaker Eibach di Indonesia menyebutkan, saat ini total SKU produk Eibach mencapai 1 juta lebih termasuk untuk mobil BMW seri lama. Sementara untuk memasarkan di Indonesia pihaknya memiliki 40 jaringan dealer di berbagai kota besar dan didukung pula jaringan diler yang mengelola penjualan online.