Demi menangkal polusi udara dan bau tidak sedap, sebagian besar masyarakat menggunakan aroma terapi. Namun, nyatanya aroma terapi tidak bisa mengurangi atau menjaga kualitas udara. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof DR Dr Agus Dwi Susanto, SpP(K).
"Aroma terapi bukan upaya untuk mengurangi. Aroma terapi kan tidakmenjaga kualitas udara. Dia membuat ruangan jadi lebih harum," ungkapnya pada media briefing virtual, Senin (14/8/2023). Justru, beberapa kelompok aroma terapi tertentu bersifat sensitif. Bahkan bisa menginduksi penyakit alergi.
SAH TURUN! Daftar Lengkap Harga BBM Seluruh Indonesia Senin 22 Januari 2024, Cek Pertalite Pertamax SAH TURUN! Daftar Lengkap Harga BBM Seluruh Indonesia Minggu 21 Januari 2024, Cek Pertalite Pertamax Andik Vermansyah Perbesar Kemenangan Persiraja Banda Aceh Atas PSIM Yogyakarta 3 1 Pada Menit 84
Siswi SMP di Surabaya Diperkosa Kakak Kandung, Ayah dan Paman Ikut Lecehkan Secara Bergantian Terungkap! Penyebab Bus PO Shantika Terjun Bebas, Belasan Penumpang Luka luka SAH TURUN! Daftar Lengkap Harga BBM Seluruh Indonesia Selasa 23 Januari 2024, Cek Pertalite Pertamax
Hot News Transfer Pemain Man United, 4 Wonderkid Bantu Masalah Erik Ten Hag di Liga Inggris Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 88 89 Kurikulum Merdeka: Teks Negosiasi Halaman all "Harus hati hati menggunakan aroma terapi di ruangan, tidak semua cocok," kata Agus.
Selain itu, kata dr Agus, banyak komponen aroma terapi mengandung partikel partikel halus. Partikel partikel ini lebih sering bersifat alergenic. "Menyebabkan reaksi alergi beruapa batuk batuk alergi, bronkitis alergi. Jadi hati hati penggunaanya," pungkas dr Agus.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.